STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS SDM DI DINAS PKO KABUPATEN LEMBATA
Oleh : Silvester Silibala, S.Pd
Kabid Sekolah Dasar
Dinas PKO Kab. Lembata
Dinas PKO Kab. Lembata
A. Pendahuluan
Lembata adalah salah satu dari beberapa kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sejak tanggal 12 Oktober 2019 ketika berpisah dengan kabupaten induk (Flores Timur) dan menjadi daerah otonom hingga di usia ke-20 tahun. Dengan usia ini bisa diprediksi bahwa telah terjadi banyak perubahan dalam beberpa aspek kehidupan masyarakat Lembata, terutama di lingkup Dinas PKO Lembata. Pemerintah Lembata dalam hal ini Dinas PKO memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan SDM. Dengan otonomi daerah pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengelola urusan pemerintahan di daerah atas prakarsa sendiri termasuk di dalamnya pengelolaan penyelenggaraan di bidang pendidikan. Dengan beragam problematika pendidikan khususnya kualitas pendidikan yang masih rendah maka Dinas Pendidikan harus mampu menunjukkan perannya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini harus searah dengan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata 2017-2022 yakni "Terwujudnya Lembata yang Produktif dan Berdaya Saing Untuk Kesejahteraan Rakyat Berkelanjutan," dan Misi pada point pertama yakni "Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan serta Optimalisasi Peran Pemuda dan Perempuan dalam Pembangunan Daerah dan Peningkatan Sadar Hukum Masyarakat." Dalam Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata sudah sangat jelas bahwa Dinas Pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan dan menghasilkan produk-produk SDM yang produktif dan kompetitif di dunia kerja dalam pembangunan bangsa. Tentunya sudah ada banyak hal dan capaian yang telah dibuat oleh pemerintah daerah khususnya di tingkat OPD Dinas PKO seperti program pembangunan infrastruktur sampai pada wilayah-wilayah terpencil, Bimtek/pelatihan tahunan bagi tenaga pendidik dan kependidikan, merevitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawsrah Guru Mata Pwlajaran (MGMP), hingga pelayanan administrasi untuk kepentingan kedinasan bagi setiap satuan pendidikan di daerah ini.
Dengan merujuk kepada analisis dan kajian, penulis mendapati sejumlah masalah di bawah ini:
1. Managemen dan strategi yang kurang tepat dalam membangun konektifitas kerja antara Dinas PKO dan satuan pendidikan.
2. Disiplin melaksanakan kerja baik datang dan pulang kantor. Disiplin sering menjadi momok oleh karena para pegawai sering terlambat.
3. Banyaknya program-program Dinas PKO yang tidak diakomodir dalam DPA Dinas PKO karena tidak disetujui saat pembahasan bersama DPRD.
4. Tenaga kerja staf Dinas PKO yang memiliki kualifikasi pendidikan yang tidak sesuai dengan bidangnya dan menghambat proses pelayanan pendidikan.
5. Ruangan kantor Dinas PKO secara aturan sangat memprihatinkan karena tidak memberi kenyamanan saat bekerja.
6. Wilayah kerja Dinas PKO yang sangat luas sehingga terkadang berbagai informasi penting tidak diperoleh tepat waktu.
Yang menarik untuk diulas dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana strategi pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Eliaser Yentji Sunur, ST. MT dan Wakil Bupati Dr. Thomas Ola Langoday, SE.M.Si untuk berupaya meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya bagi yang bernaung dalam lingkup kerja Dinas PKO Lembata.
Beberapa fakta persoalan yang ada ini kemudian mendorong penulis untuk menganalisis secara mendalam tentang bagaimana strategi yang tepat dalam mengatasinya. Menurut Sudarmayanti (2014) Strategi merupakan rencana yang disatukan, dan berintegrasi yang menghubungkan strategi perusahan atau institusi lainnya dengan tantangan lingkungan, yang kemudian dirancang untuk tujuan utama itu bisa tercapai. Hal ini berarti bisa disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang diikuti dengan tindakan untuk mencapai tujuan utama.
Dengan merujuk kepada analisis dan kajian, penulis mendapati sejumlah masalah di bawah ini:
1. Managemen dan strategi yang kurang tepat dalam membangun konektifitas kerja antara Dinas PKO dan satuan pendidikan.
2. Disiplin melaksanakan kerja baik datang dan pulang kantor. Disiplin sering menjadi momok oleh karena para pegawai sering terlambat.
3. Banyaknya program-program Dinas PKO yang tidak diakomodir dalam DPA Dinas PKO karena tidak disetujui saat pembahasan bersama DPRD.
4. Tenaga kerja staf Dinas PKO yang memiliki kualifikasi pendidikan yang tidak sesuai dengan bidangnya dan menghambat proses pelayanan pendidikan.
5. Ruangan kantor Dinas PKO secara aturan sangat memprihatinkan karena tidak memberi kenyamanan saat bekerja.
6. Wilayah kerja Dinas PKO yang sangat luas sehingga terkadang berbagai informasi penting tidak diperoleh tepat waktu.
Yang menarik untuk diulas dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana strategi pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Eliaser Yentji Sunur, ST. MT dan Wakil Bupati Dr. Thomas Ola Langoday, SE.M.Si untuk berupaya meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya bagi yang bernaung dalam lingkup kerja Dinas PKO Lembata.
Beberapa fakta persoalan yang ada ini kemudian mendorong penulis untuk menganalisis secara mendalam tentang bagaimana strategi yang tepat dalam mengatasinya. Menurut Sudarmayanti (2014) Strategi merupakan rencana yang disatukan, dan berintegrasi yang menghubungkan strategi perusahan atau institusi lainnya dengan tantangan lingkungan, yang kemudian dirancang untuk tujuan utama itu bisa tercapai. Hal ini berarti bisa disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang diikuti dengan tindakan untuk mencapai tujuan utama.
Hemat penulis, managemen strategi selalu berkaitan dengan analisis sasaran strategi yang mengacu pada visi, misi dan tujuan serta kondisi internal dan eksternal yang kemudian mempengaruhi keputusan tentang strategi apa yang harus diambil. Hal ini senada seperti diungkapkan oleh Gomes, dkk (2003), managemen strategi adalah cara memimpin organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
Menurut penulis, managemen strategi dalam Dinas PKO sangat penting karena dapat meningkatkan kemampuan manegerial, meningkatkan tanggung jawab operasional, dan membantu menentukan kebijakan apa yang harus ditempuh. Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis coba menganalisis bagaimana strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas SDM di Dinas PKO Kabupaten Lembata. Untuk menambah daya analisis, penulis juga menggunakan analisis SWOT terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang terjadi.
Menurut penulis, managemen strategi dalam Dinas PKO sangat penting karena dapat meningkatkan kemampuan manegerial, meningkatkan tanggung jawab operasional, dan membantu menentukan kebijakan apa yang harus ditempuh. Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis coba menganalisis bagaimana strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas SDM di Dinas PKO Kabupaten Lembata. Untuk menambah daya analisis, penulis juga menggunakan analisis SWOT terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang terjadi.
B. Metode Penelitian
Dalam tulisan ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang didasarkan pada kondisi obyek alamiah di mana pada makna bukan generalisasi. Peneliti memfokuskan penelitiannya ini pada strategi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, terkait analisis kebijakan, dan tindakan konkrit.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :
1. Pejabat Dinas PKO Kabupaten Lembata (Sample)
2. Staf Dinas PKO Kabupaten Lembata (Sample)
3. Kepala SD dan SMP yang bernaung di bawah Dinas PKO Lembata (Sample)
4. Para guru SD dan SMO se-Kabupaten Lembata ( Sample)
1. Pejabat Dinas PKO Kabupaten Lembata (Sample)
2. Staf Dinas PKO Kabupaten Lembata (Sample)
3. Kepala SD dan SMP yang bernaung di bawah Dinas PKO Lembata (Sample)
4. Para guru SD dan SMO se-Kabupaten Lembata ( Sample)
Adapun teknik yang dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Peneliti mengamati aktifitas yang terjadi di Dinas PKO Lembata, terkait pelaksanaan strategi untuk meningkatkan kualitas SDM. Pengamatan dilakukan dengan mengaitkan dua hal yakni : a). Informasi (apa yang terjadi) dan b). Konteks (hal-hal yang terjadi di sekutarnya).
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah informasi terkait strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan SDM di lingkup Dinas PKO Lembata.
3. Dokumen
Peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang terkait seperti dokumen, renstra, laporan kegiata, notulen rapat, dan lain-lain.
C. Pembahasan
Dinas Pendidikan Kepememudaan dan Olahraga adalah salah satu OPD pemerintahan yang memiliki ruang wilayah kerja yang cukup luas. Dinas PKO Lembata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan didampingi oleh seorang Sekretaris Dinas. Dalam pelaksanaannya, terjadi paralel kewenangan dan dibagikan kepada sejumlah Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi untuk memperlancar urusan. Saat ini Dinas PKO Lembata memiliki 9 Kantor UPT Dinas Kecamatan yang dikepalai oleh seorang Kepala UPT Dinas PKO Kecamatan yang berada di ibukota Kecamatan sebagai perpanjangan tangan Kepala Dinas. Dari sini terdapat 124 TK/PAUD, 179 SD, 53 SMP dengan jumkah guru negeri dan swasta mencapai angka 2000. Hal ini berarti dibutuhkan sebuah strategi managemen yang tepat untuk peningkatan SDM di Kabupaten Lembata.
Perlu dipahami secara umum sumber daya dalam sebuah kelompok organisasi dibagi dalam dua macam yaitu : 1). Sumber Daya Manusia (Human Resources) dan 2). Sumber Daya non Manusia (Non-Human Resources). Yang termasuk dalam kelompok Non-Human Resources adalah modal, mesin, teknologi, bahan-bahan (material) dan lain-lain.
Untuk bisa menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas SDM di Dinas PKO, penulis telah melakukan kajian komprehensif dengan menggunakan analisis SWOT, yakni :
Untuk bisa menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas SDM di Dinas PKO, penulis telah melakukan kajian komprehensif dengan menggunakan analisis SWOT, yakni :
1. Strategi Strengths - Oportunities
Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada.
2. Strategi Weaknesses - Oportunities
Strategi meminimalisir kelemahan dengan memanfaatkan kesempatan atau peluang yang ada.
3. Strategi Strenghts - Threats
Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk keluar dari ancaman yang dihadapi.
4. Strategi Weaknesses - Threats
Strategi meminimalisir kelemahan dan menghindari dari ancaman yang ada.
Hasil dari anakisis matrix SWOT, menunjukkan bahwa peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui empat (4) strategi yakni:
a. Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, kepala sekolah, guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang peningkatan kompetensi yang tepat.
b. Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk mempercepat optimalisasi dan menghubungkan layanan yang prima dari Dinas PKO, UPTD dan Satuan Pendudikan (Sekolah).
c. Mengupayakan layanan pemerataan mutu yang seimbang untuk semua tingkatan satuan pendidikan baik itu layanan mutu sumber belajar maupun layanan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Meningkatkan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens, di mana hal ini bisa terlaksana jika tidak ada intervensi anggaran yang memadai oleh pemerintah.
a. Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, kepala sekolah, guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang peningkatan kompetensi yang tepat.
b. Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk mempercepat optimalisasi dan menghubungkan layanan yang prima dari Dinas PKO, UPTD dan Satuan Pendudikan (Sekolah).
c. Mengupayakan layanan pemerataan mutu yang seimbang untuk semua tingkatan satuan pendidikan baik itu layanan mutu sumber belajar maupun layanan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Meningkatkan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens, di mana hal ini bisa terlaksana jika tidak ada intervensi anggaran yang memadai oleh pemerintah.
Deskripsi analisis setiap tahapan dalam analisis SWOT:
1. Strategi S - O ( Strengths Opportunities )
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, dan strategi ini menghasilkan poin sebagai berikut : "Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, kepala sekolah, para guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang kompetensi yang tepat."
Kalau dianalisis secara cermat strategi ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayah kerja Dinas PKO Kabupaten Lembata.
Melalui serangkaian kegiatan ilmiah ataupun perlombaan dan berbagai kompetisi Dinas PKO mampu mengukur SDM yang berkualitas atau tidak. Ruang dan peluang terus diciptakan oleh Dinas PKO Lembata untuk memberi kesempatan bagi SDM mengeksplorasi kompetensinya. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan apresiasi dari pemerintah daerah berupa penghargaan terhadap capaiannya berupa uang, barang, dan beasiswa.
Kalau dianalisis secara cermat strategi ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayah kerja Dinas PKO Kabupaten Lembata.
Melalui serangkaian kegiatan ilmiah ataupun perlombaan dan berbagai kompetisi Dinas PKO mampu mengukur SDM yang berkualitas atau tidak. Ruang dan peluang terus diciptakan oleh Dinas PKO Lembata untuk memberi kesempatan bagi SDM mengeksplorasi kompetensinya. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan apresiasi dari pemerintah daerah berupa penghargaan terhadap capaiannya berupa uang, barang, dan beasiswa.
2. Strategi S-T (Strengths-Threaths)
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan (faktor internal) untuk menghindari ancaman (faktor eksternal). Strategi S-T dalam analisis SWOT menghasilkan Strategi : "Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk mempercepat optimalisasi dan menghubungkan layanan yang prima dari Dinas PKO, UPTD dan Satuan Pendidikan (Sekolah).
Hemat penulis, Dinas PKO Lembata belum memiliki sebuah model managemen yang tepat, karena seolah-olah ada semacam kesenjangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang bersinergi. Dalam konteks proses, managemen adalah cara cara memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga ditegaskan oleh Prof. H. Arifin Abdulrachman dalam Maulana (2014), bahwa managemen dapat diartikan sebagai: 1). kegiatan atau aktifitas 2). proses yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan 3). insitut atau orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa managemen adalah cara sistematik untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, maka seorang Kepala Dinas membutuhkan managemen yang efektif. Dalam berbagai literature, ada sejumlah ada sejumlah model managemen strategi yang bisa digunakan seperti model peterson's, model keller's, model rutger's, model nockol's, model total quality managemen in education (TQME), dan model managemen mutu menurut technische uberwachungs vereine. Dari semua model managemen yang ada, penulis menyarankan Model Total Quality Managemen sebagai managemen di Dinas PKO Lembata karena TQM adalah suatu alat pendekatan dalam menjalankan suatu pelayanan untuk memaksimalkan kualitas organisasi melalui perbaikan yang berkesinambungan atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
Hemat penulis, Dinas PKO Lembata belum memiliki sebuah model managemen yang tepat, karena seolah-olah ada semacam kesenjangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang bersinergi. Dalam konteks proses, managemen adalah cara cara memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga ditegaskan oleh Prof. H. Arifin Abdulrachman dalam Maulana (2014), bahwa managemen dapat diartikan sebagai: 1). kegiatan atau aktifitas 2). proses yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan 3). insitut atau orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa managemen adalah cara sistematik untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, maka seorang Kepala Dinas membutuhkan managemen yang efektif. Dalam berbagai literature, ada sejumlah ada sejumlah model managemen strategi yang bisa digunakan seperti model peterson's, model keller's, model rutger's, model nockol's, model total quality managemen in education (TQME), dan model managemen mutu menurut technische uberwachungs vereine. Dari semua model managemen yang ada, penulis menyarankan Model Total Quality Managemen sebagai managemen di Dinas PKO Lembata karena TQM adalah suatu alat pendekatan dalam menjalankan suatu pelayanan untuk memaksimalkan kualitas organisasi melalui perbaikan yang berkesinambungan atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Strategi W - O ( Weaknesses Oportunities )
Strategi W-O adalah strategi untuk menggunakan peluang mengatasi kelenahan. Steategi ini menghasilkan satu strategi yakni, "Mengupayakan layanan penerataan mutu yang seimbang untuk semua lembaga pendidikan baik itu layanan mutu sumber belajar maupun layanan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan." Maksudnya Dinas PKO Lembata menggunakan System Satu Pintu dimana rekomendasi sumber belajar yang harus dipakai dipastikan sesuai dengan aturan kementerian dan didistribusikan ke seluruh sekolah secara bersamaan. Dinas juga harus mampu membuat sebaran tenaga pendidik yang merata sehingga tidak terjadi penumpukan pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan.
4. Strategi W - T (Weaknesses-Tgearths)
Strategi W-T adalah strategi untuk mengatasi kelemahan internal untuk menghindari ancaman. Strategi W-T menghasilkan satu strategi yakni : "Peningkatan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens, dimana hal ini bisa terlaksana jika tidak ada intervensi anggaran. Sering hal ini terkendala pada saar pemangkasan anggaran pada program dan kegiatan pada Dinas PKO Lembata. Hemat penulis, pengetahuan itu sifatnya dinamis, karena itu refreshmen (penyegaran) dan reinforcement (penguatan) melalui bimtek dan pelatihan sangat penting dilakukan. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan adalah bergaining angggaran dari pemerintah dan wakil rakyat di DPRD supaya mengakomodir anggaran peningkatan mutu SDM dalam DPA Dinas PKO Kabupaten Lembata.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, penulis mendapatkan empat (4) strategi yang disusun berdasarkan urutan prioritas. Berikut ini adalah strateginya:
a.) Mengupayakan layanan pemerataan mutu yang seimbang untuk semua satuan pendidikan baik itu layanan mutu dan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Pada kebijakan ini, pemerintah menetapkan dan memberi kewenangan bahwa hanya Dinas PKO yang membawahi semua hal terkait informasi atau kebijakan soal pendidikan dan pelayanan teknis pendidikan. Oleh karena itu setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas PKO harus diikuti semua satuan pendidikan tanpa kecuali. Misalnya menetapkan mutu sumber belajar dan konsorsium yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Satu sumber yang sama berlaku untuk semua satuan pendidikan pad tingkatannya baik itu di kota maupun di wilayah kecamatan. Atau membuat kajian analisis kebutuhan guru yang sehingga meminimalisir kekurangan guru. Di lain pihak perlu adanya penempatan tenaga ASN sesuai dengan basic ilmunya agar tidak mengakibatkan tumpang tindih dalam hal pelayanan di kantor.
Pembinaan dan sosialisasi pemerintah kepada setiap satuan pendidikan juga perlu dilakukan, agar setiap kepala mampu menentukan kebijakan lokal di sekolahnya. Untuk itu proses pembinaan dan sosialisasi harus berkesinambungan, tidak hanya terpusat pada titik tertentu. Dalam konteks ini pemerintah bisa melakukan:
1. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan TK/PAUD
2. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dasar
3. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan menengah.
4. Program sosialisasi dan pembinaan bagi kepala sekolah, pengawas pendidikan dasar dan menengah.
5. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pegawai lingkup Dinas PKO.
Pada kebijakan ini, pemerintah menetapkan dan memberi kewenangan bahwa hanya Dinas PKO yang membawahi semua hal terkait informasi atau kebijakan soal pendidikan dan pelayanan teknis pendidikan. Oleh karena itu setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas PKO harus diikuti semua satuan pendidikan tanpa kecuali. Misalnya menetapkan mutu sumber belajar dan konsorsium yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Satu sumber yang sama berlaku untuk semua satuan pendidikan pad tingkatannya baik itu di kota maupun di wilayah kecamatan. Atau membuat kajian analisis kebutuhan guru yang sehingga meminimalisir kekurangan guru. Di lain pihak perlu adanya penempatan tenaga ASN sesuai dengan basic ilmunya agar tidak mengakibatkan tumpang tindih dalam hal pelayanan di kantor.
Pembinaan dan sosialisasi pemerintah kepada setiap satuan pendidikan juga perlu dilakukan, agar setiap kepala mampu menentukan kebijakan lokal di sekolahnya. Untuk itu proses pembinaan dan sosialisasi harus berkesinambungan, tidak hanya terpusat pada titik tertentu. Dalam konteks ini pemerintah bisa melakukan:
1. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan TK/PAUD
2. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dasar
3. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan menengah.
4. Program sosialisasi dan pembinaan bagi kepala sekolah, pengawas pendidikan dasar dan menengah.
5. Program sosialisasi dan pembinaan bagi pegawai lingkup Dinas PKO.
b) Peningkatan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens dimana hal ini bisa terlaksana jika tidak ada intervensi anggaran yang signifikan.
Perbaikan kualitas aparatur menjadi hal penting dilakukan mengingat mereka langsung berhadapan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Mau tidak mau demi sebuah pelayanan yang prima, setiap ASN terutama yang bernaung di bawah Dinas PKO perlu diberi pelatihan atau bimtek. Tujuannya sederhana yakni :
1) Menyiapkan tenaga ASN yang berkualitas.
2. Memberi penyegaran bagi ASN terkait tugas dan tanggung jawabnya.
3. Memperkuat disiplin ilmunya, supaya bisa lebih baik dalam isi pelayanannya.
Perbaikan kualitas aparatur menjadi hal penting dilakukan mengingat mereka langsung berhadapan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Mau tidak mau demi sebuah pelayanan yang prima, setiap ASN terutama yang bernaung di bawah Dinas PKO perlu diberi pelatihan atau bimtek. Tujuannya sederhana yakni :
1) Menyiapkan tenaga ASN yang berkualitas.
2. Memberi penyegaran bagi ASN terkait tugas dan tanggung jawabnya.
3. Memperkuat disiplin ilmunya, supaya bisa lebih baik dalam isi pelayanannya.
Ada beberapa program yang disarankan dalam keterkaitan dengan upaya peningkatan layanan public ini :
1. Perlu adanya program peningkatan sarana dan prasarana di Dinas PKO
2. Perlu adanya program peningkatan kualitas kepegawaian
3. Perlu adanya program pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan
4. Perlu adanya program-program prioritas
1. Perlu adanya program peningkatan sarana dan prasarana di Dinas PKO
2. Perlu adanya program peningkatan kualitas kepegawaian
3. Perlu adanya program pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan
4. Perlu adanya program-program prioritas
c) Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk percepatan dan optimalisasi yang menghubungkan layanan prima dari Dinas PKO, UPT, dan Satuan Pendidikan.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis melihat Dinas PKO perlu menerapkan sebuah managemen organisasi yang tepat dan disarankan untuk menggunakan TQM atau Total Quality Managemen. Kenapa harus TQM ?
Ada enam (6) alasan yang menjadi penekanan dalam model ini :
1. TQM mampu mengendalikan proses yang sedang berlangsung di sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
2. TQM mampu mendiagnosis masalah dan menentukan proses untuk tindakan selanjutnya.
3. TQM menekankan keseimbangan mutu baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
4. TQM berpihak pada peningkatan mutu yang dilakukan secara berkesinambungan.
5. TQM selalu melibatkan berbagai unsure yang ada dalam organisasi/lembaga.
6. TQM merujuk pada sasaran memberikan pelayanan prima pada tingkat kepuasan layanan.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis melihat Dinas PKO perlu menerapkan sebuah managemen organisasi yang tepat dan disarankan untuk menggunakan TQM atau Total Quality Managemen. Kenapa harus TQM ?
Ada enam (6) alasan yang menjadi penekanan dalam model ini :
1. TQM mampu mengendalikan proses yang sedang berlangsung di sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
2. TQM mampu mendiagnosis masalah dan menentukan proses untuk tindakan selanjutnya.
3. TQM menekankan keseimbangan mutu baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
4. TQM berpihak pada peningkatan mutu yang dilakukan secara berkesinambungan.
5. TQM selalu melibatkan berbagai unsure yang ada dalam organisasi/lembaga.
6. TQM merujuk pada sasaran memberikan pelayanan prima pada tingkat kepuasan layanan.
d) Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, kepala sekolah, pengawas, guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang kompetensi yang tepat.
Kalau mau dianalisis secara detail, sebenarnya semua ASN terutama yang bernaung di bawah Dinas PKO memiliki kompetensi yang mumpuni. Persoalannya adalah bagaimana memaksimalkan setiap potensi yang ada dalam diri mereka. Karena itu, Dinas PKO sebagai induk semang satuan pendidikan perlu menciptakan sebuah ruang kompetitif yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Tujuannya untuk menggali dan mengukur kompetensi diri mereka apakah sudah mencapai level standar atau belum ? Kegiatan ini juga penting sebagai bahan evaluasi Dinas PKO untuk :
1. Mengetahui apakah SDM ASN di lingkup Dinas PKO sudah berkualitas atau tidak ?
2. Menentukan langkah dan cara yang tepat untuk dikemas dalam upaya perbaikan kualitas SDM ASN jika bermasalah.
3. Merangsang kemampuan mereka yang selama ini mungkin saja belum terekspos secara tepat.
Kalau mau dianalisis secara detail, sebenarnya semua ASN terutama yang bernaung di bawah Dinas PKO memiliki kompetensi yang mumpuni. Persoalannya adalah bagaimana memaksimalkan setiap potensi yang ada dalam diri mereka. Karena itu, Dinas PKO sebagai induk semang satuan pendidikan perlu menciptakan sebuah ruang kompetitif yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Tujuannya untuk menggali dan mengukur kompetensi diri mereka apakah sudah mencapai level standar atau belum ? Kegiatan ini juga penting sebagai bahan evaluasi Dinas PKO untuk :
1. Mengetahui apakah SDM ASN di lingkup Dinas PKO sudah berkualitas atau tidak ?
2. Menentukan langkah dan cara yang tepat untuk dikemas dalam upaya perbaikan kualitas SDM ASN jika bermasalah.
3. Merangsang kemampuan mereka yang selama ini mungkin saja belum terekspos secara tepat.
D. Penutup
Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis Faktor Internal
a. Kekuatan (Strengths) yaitu :
1. Respons masyarakat yang tinggi terkait dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Hal ini nampak dengan meningkatnya strata pendidikan terakhir yang rata-rata berhenti pada jenjang SMA/SMK.
2. Perekrutan tenaga ASN lingkup Dinas PKO yang mengutamakan pendidikan terakhirnya Sarjana (S1).
1. Respons masyarakat yang tinggi terkait dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Hal ini nampak dengan meningkatnya strata pendidikan terakhir yang rata-rata berhenti pada jenjang SMA/SMK.
2. Perekrutan tenaga ASN lingkup Dinas PKO yang mengutamakan pendidikan terakhirnya Sarjana (S1).
b. Kelemahan ( Weaknesses ) yaitu:
1. Kurangnya pemenuhan sarana dan prasarana
2. Penempatan bidang kerja yang tidak sesuai dengan basic ilmunya.
3. Kurangnya sosialisasi dan pembinaan bagi ASN terkait produktifitas kerja
4. Minimnya tenaga ASN yang ahli dan kreatif.
1. Kurangnya pemenuhan sarana dan prasarana
2. Penempatan bidang kerja yang tidak sesuai dengan basic ilmunya.
3. Kurangnya sosialisasi dan pembinaan bagi ASN terkait produktifitas kerja
4. Minimnya tenaga ASN yang ahli dan kreatif.
2. Analisis Faktor Eksternal
a) Factor Peluang (Opportunity) yaitu: Kemajuan perkembangan informasi dan teknologi yang membantu ASN untuk mengakses informasi khususnya di bidang pendidikan.
b. Factor Ancaman (Threaths) yaitu :
1. Pola pikir ASN yang masih konservatif seperti tujuan menjadi ASN hanya untuk mencari nafkah.
2. Persaingan yang tidak sehat dalam dunia pendidikan, misalnya rasa iri hati atas kemampuan teman yang lain.
3. Pengaruh kebijakan politik yang sering tidak sehat.
b. Factor Ancaman (Threaths) yaitu :
1. Pola pikir ASN yang masih konservatif seperti tujuan menjadi ASN hanya untuk mencari nafkah.
2. Persaingan yang tidak sehat dalam dunia pendidikan, misalnya rasa iri hati atas kemampuan teman yang lain.
3. Pengaruh kebijakan politik yang sering tidak sehat.
3. Analisis SWOT menemukan empat (4) strategi yang bisa dilakukan oleh pemerintah :
a. Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, pengawas, kepala sekolah, guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang kompetensi yang tepat.
b. Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk percepatan dan optimalisasi dan menghubungkan layanan yang prima dari Dinas PKO, UPT, dan Satuan Pendidikan (Sekolah).
c. Mengupayakan layanan pemerataan mutu yang seimbang untuk semua satuan pendidikan baik itu layanan mutu sumber belajar dan layanan mutu tenaga tenaga pendidikan.
d. Meningkatkan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens, dimana hal tersebut bisa terlaksana jika ada penguatan intervensi anggaran oleh pemerintah daerah.
a. Mengeksplorasi setiap potensi staf dinas, pengawas, kepala sekolah, guru dan siswa dengan penghargaan (award) dalam sebuah ruang kompetensi yang tepat.
b. Menentukan satu managemen organisasi yang tepat untuk percepatan dan optimalisasi dan menghubungkan layanan yang prima dari Dinas PKO, UPT, dan Satuan Pendidikan (Sekolah).
c. Mengupayakan layanan pemerataan mutu yang seimbang untuk semua satuan pendidikan baik itu layanan mutu sumber belajar dan layanan mutu tenaga tenaga pendidikan.
d. Meningkatkan layanan publik melalui perbaikan kualitas aparatur dalam bimtek dan pelatihan yang intens, dimana hal tersebut bisa terlaksana jika ada penguatan intervensi anggaran oleh pemerintah daerah.
E. Daftar Pustaka
Gomez dkk.2003. Managemen Sumber Daya Manusia. PT. Andi : Yogyakarta.
Maulana, H. Rachman.2014. Teori Managemen. Online:
https://www.rachmadwimulya.blongspot.com (diakses tanggal 7 Maret 2019)
https://www.rachmadwimulya.blongspot.com (diakses tanggal 7 Maret 2019)
Rangkuti, Freddy.2014. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia : Jakarta.
Sedarmayanti.2014. Managemen Strategi. PT. Refika Aditama : Bandung.
Satriawan, Haris Bismar. 2018. Total Quality Managenent. Online :
https://www.researchgate.net (diakses tanggal 8 Maret 2019)
https://www.researchgate.net (diakses tanggal 8 Maret 2019)