Postingan

MENANTI MATAHARI DARI TIMUR

Gambar
Lelaki setengah baya itu sedang duduk sendirian. Ia cuma berteman dengan segelas teh. Ditambah lagi dengan pikirannya jadilah bertiga. Matanya nanar memandang dari halaman belakang menghadap ke pantai. Tampak laut biru membentang dengan ombak yang bergulung-gulung menyepuh membusa pantai. Di kiri kanan terlihat jalan bagai ular meliuk padang ilalang. Sepanjang jalan itu satu dua pohon akasia menghiasi bukit-bukit berbaris rapi. Langit merah jingga, pertanda sesaat lagi hari telah mulai malam. Keremanganpun merebak, nyala lampu-lampu perahu nelayan menambah kerlap kerlip malam. Kampung yang sering sepi. Bila di rumah tidak ada lampu listrik. Cuma di rumah kepala desa, guru, dan pedagang yang menyalakan lampu listrik dari generator milik mereka. Ada juga keluarga lain yang kebetulan anak atau keluarganya di tanah rantau. Sementara di rumah lainnya memakai kaleng susu yang diisi minyak  tanah diresap dengan benang yang digulung seng plat disulut menjadi pelita. Tetapi bagi lelaki itu yang

Sekeras Tangan Lembut Mama

Gambar
Mengurai waktu di bentang hari tak menentu. Teringat kisah bahwa dunia ini hidup hanyalah sementara. Benar tiada keabadian yang diimpi. Seperti dalam waktu ada siang juga malam.  Ada waktu lahir adapula waktu mati. Ada waktu susah adapula waktu senang. Seiring perjalanan sebuah keluarga ketika datang suka gelak tawapun memburu.  "Nak, hidup ini hanya soal waktu. Karenanya apa yang kita alami itu hanya menunggu bilamana waktu yang tepat bagi kita untuk mengalaminya ketika telah lahir maka akan datang pula kematian. Jadi jalani dengan baik selama masih diberi waktu. Makanya gunakan waktu dalam hidupmu dengan baik. Jika telah tahu mana yang buruk dan mana yang baik, tentukan sikapmu. Sekali melakukan akan mampu memberi jalan ke mana arah hidupmu. Kata-kata itu keluar dari mulut seorang ibu. Matanya nanar memandang sekeliling.  Satu persatu menatap kelima wajah anaknya. Mereka semua duduk melingkar di sebuah meja tua peninggalan ayahnya. Makan malam dengan menu sederhana. Nasi, sayura

Nyanyian Ilalang Sabana

Gambar
Nyanyian ilalang padang sabana bersama waktu Pagi siang senja hingga pekat menjumput malam  Cerita tentang gumpalan kisah perjalanan anak manusia Untuk disematkan sebagai sejarah tak bisa lupa Peristiwa demi peristiwa yang berlalu saban waktu tentang kita Mari lihat dengan kaca mata hati tentang suka luka Tentang asa, tentang camar yang melintas lagi Tentang sebuah keluarga yang tidak pernah merasa bahagia Tentang semua agar kelak jadi sejarah yang tak usai Tentang kehidupan yang tiada pernah berhenti Mungkin oleh kata atau puisi yang tertulis dengan tinta biru Ada cerita yang mungkin tiada indahnya  Tetapi ini terjadi dalam pesan kelana bermakna  Untuk semua kehidupan alam semesta Bukan sekedar melepas dahaga di simpang hari Agar kita tak bisa menipu bahwa hidup ada pahit manisnya Sebagai nyanyi bersama nafas berpadu waktu Terus menderu melintas ilalang sabana Sagara hijau sesewaktu sering kering namun tetaplah indah dipandang mata Tak pernah berganti oleh batas apapun itu Teruslah be

KEMILIAU MATAHARI DARI TANAH MARAPU

Gambar
Jam dinding berdetak di kamar menunjukkan pukul 23.00 malam. Rupanya malam ini lelah menjumput di tengah kesibukan harian, tetapi Ivan belum juga tidur. Iy masih sibuk menulis beberapa peristiwa hari itu dalam buku diarynya. Tadi sore jam 4 Ivanï baru tiba di bandara El Tari dari Nusa Biru sebutan untuk Pulau Lembata. Beberapa hari ini ia bertugas di kota karang julukan Kupang tempo dulu yang sekarang berubah dengan sebutan kota Kasih. Teringat waktu masih kuliah di sini. Ivan merasakan kota ini sungguh berbeda oleh perubahan dan perkembangannya. Seingat di pikirannya waktu pergi ke kampus selalu berjalan kaki. Mulai dari keluar kos menyusur jalan tikus di belakang SD Bertingkat Oebobo lewat belakang kantor gubernur terus ke Rimba Kapok dan masuk ke jalan utama arah dari pasar Naikoten ke Oepura. Masa kuliah dulu memang susah. Pagi itu Ivan tampak terburu-buru masuk kampus. Rupanya ia harus berusaha bertemu dengan dosen pembimbingnya. Soalnya Pak Narto dosen yang sedang membimbing skri

Surat Untuk Mama

Gambar
Mama.... Dengarkan aku cukup untuk sebentar saja. Ingin aku berkisah lagi tentang perjalananku kepadamu. Tentang suka cita bersama, juga ada saja kecewa dan air mata. Terima kasih untukmu karena telah menimangku penuh cinta, telah memapah dan menggenggam tanganku untuk mampu berjalan hingga aku menemukan ke mana pergi. Aku tahu mama mencemaskanku, dan sering karena tingkahku membuat air matamu berderai dalam doa-doa yang selalu menyebut namaku. Itu karena mama tahu perjalanan hidup di dunia begitu sulit. Sering di sekian berlalunya waktu aku merasa sendirian, ada gelisah membuntut, ada kecewa mengadu. Begitu banyak tantangan dan harapan datang pergi. Aku ingin pulang kembali ke pangkuanmu seperti dulu, sembari meminta diperhatikan ataupun ketika ingini sesuatu hanya kepada mama aku terbuka. Kala seperti itu betapa bahagianya hati mendengarkan nasihat lembut yang mama sentuh lewat kata-kata dan belaian tangan penuh kasih. Tetapi semua itu kini telah berlalu dengan perjalanan usiaku yang

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Berbasis Daring Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMPN 4 Nubatukan Kabupaten Lembata

Gambar
Paradigma pembelajaran masa pandemi virus Covid 19 yang melanda dunia, Indonesia hingga ke pelosok tanah air mengakibatkan perombakkan total model pembelajaran dari tatap muka ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis daring.  Harus diakui bahwa ketika pembatasan diberlakukan oleh pemerintah maka timbul berbagai macam masalah terutama terkait mutu dan kualitas peserta didik.  Para peserta didik tersebar dari rumah masing-masing dan tentu sistem pengorganisasian peserta didik menjadi masalah utama. Namun demikian masalah ini diminimalisir oleh para guru dengan melakukan model pembelajaran daring yang melibatkan kegiatan guru dan peserta didik Itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Silvester Silibala, S.Pd ketika membuka Kegiatan MGMP pada SMPN 4 Nubatukan di Lewoleba Jumat, 30 Juli 2021. Dikatakannya pilihan satu-satunya bagi guru profesional yakni mampu mendesain pembelajaran daring kepada para peserta didik, dan mengembang

TELAGA DI MATAMU

Gambar
Ada sesuatu di kerlingan bola mata itu Tiada lelah telah kusinggahi Merumput asa sandarkan semua Hingga berenang ingin tenggelam jua Sampai waktu teruslah berlalu Jenuh tak perlu tetaplah menunggu Mereguk bening telaga di bola matamu Tidurkan sejumput letih di simpang hari Rindang teduhmu di tepian waktu Hati nyaris tersesat mencari Jauh pandang ke ilalang sabana  Mengapa harus memagut sunyi? Asa ini erat melekat terikat di dada Saat jatuh berjuang bangkit lagi Tak perlu hirau orang umpat kata  Hingga di bola matamu baringkan mimpi  Telaga.... Di indah kerlingan bola matamu itu Bolehkah sesaat saja mengerti Bukan hanya kata tetapi tambatan jiwa