DUKA LAGI DI SURABAYA, KAPANKAH INI BERAKHIR?
Aloysius Bayu Rendra Wardhana koordinator relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bernoda Ngagel Surabaya martir muda yang berani menghadang motor wanita bercadar pembawa bom yang melesat memasuki halaman gereja dan langsung meledak bersama pembawanya. Aloysius Bayu pantas menjadi martir jika motor pembawa bom itu tidak dihalangi maka akan lain ceriteranya. Bisa saja gedung dan banyak umat yang ada, di dalamnya menjadi korban kebiadaban para teroris. Tubuhnya hancur tak berbentuk akibat peristiwa naas tadi pagi.
Aloysius Bayu kini telah pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya yang masih kecil. Betapa tragis dan sangat menyedihkan. Itulah situasi dunia kita kini. Situasi yang terjadi sangat dekat dengan aksi teroris di Mako Brimob Depok Jakarta yang menewaskan sejumlah polisi. Negara dalam suasana duka yang mendalam. Inilah pola perang dunia baru khususnya di negara tercinta Republik Indonesia. Negara yang brrdasarkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan dan keberagaman dalam memeluk dan meyakini agama dan kepercayaan dihormati. Hak asasi dan toleransi hendaknya selalu dijadikan semangat yang bernyala di hati setiap insan masyarakat Indonesia. Peristiwa ledakan ini membuat pilu perasaan nurani kita sebagai bangsa. Bangsa Indonesia yang besar terluka dan berkabung. Berita yang dirilis media sosial hari ini menggambarkan bahwa ada, 3 gereja jadi sasaran ledakan bom tadi pagi. Sungguh sangat membuat kita terluka. Negara sedang berduka. Kapankah berakhir? Hingga kini 10 orang tewas, dan 40 lainnya, luka-luka dan sedang dirawat di rumah sakit. Itulah tragedi sadis dan tak beradab. Dengan peristiwa ini marilah kita, terus berwaspada. Tetaplah teguh dalam iman dan berwaspadalah. Setiap peristiwa teroris harus diperangi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Semoga arwah Aloysius Bayu, dkk diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh penghiburan.